11-12 November 2010

*11 November 2010
Setelah melewati beberapa hari terakhir yang memaksa untuk terus belajar mengatur emosi. Berencana kuliah jam 10 dan ternyata gak jadi karena terjadi kesalahpahaman antara kami (ketua kelas) dengan sang dosen, jadi hanya kuliah 1 Mata kuliah pada jam 11. Hari dimana rasanya badan benar-benar gak enak,pikiran kemana-mana.
Hari itu saya mengundang seluruh panitia dari sebuah kepanitiaan yang saya pimpin untuk mengikuti Pleno 2 kepanitiaan tersebut yang sehari sebelumnya saya sendiri sudah mengestimasikan akan terlambat hadir karena harus mengurus kontrak kesepakatan kerja kepanitiaan ini dengan sebuah perusahaan.
Pada akhirnya kontrak kesepakatan kerjasama itu belum juga selesai hari itu, dan pleno yang saya pimpin pun tidak dapat saya hadiri, lagi-lagi saya dipaksa mengatur emosi. Pleno yang saya delegasikan kepada wakorlak yang ternyata kuliah, saya alihkan kepada kabid acara yang ternyata juga kuliah, terakhir pada seseorang yang membuat saya benar-benar marah karena ke"alay"annny. Hingga akhirnya saya dengar pleno itu dipimpin oleh orang lain yang sebenarnya tidak saya delegasikan. Singkat saja, hari ini tidak berbeda dengan hari-hari terakhir, MEMBUAT PUSING DAN EMOSI SULIT DIKENDALIKAN.
*12 November 2010
Disambut dengan jadwal rapat rutin yang akhirnya saya hadiri meski terlambat, sembari berharap hari ini tidak perlu mengumbar emosi lagi. Harapan yang tampaknya akan terwujud karena hingga isya' semuanya lancar-lancar saja. Ba'da isya terjadi keadaan yang lagi-lagi memaksa harus mengendalikan emosi. Rencana untuk pergi penandatanganan kontrak langsung ba'da isya terpaksa molor sampai 2 jam karena beberapa hal yang harus ikut dibawa belum siap (baru sedang disiapkan). Lagi-lagi emosi harus dikendalikan.Jam 9 malam baru berangkat, untungnya orangnya masih mau melayani, dan ternyata masih juga memerlukan waktu lama, padahal besok kuis. Rasanya ingin mundur saja dari semua ini. Belum lagi memikirkan acara besok yang persiapan juga masih berantakan. Benar-benar kecewa pada diri sendiri juga orang-orang sekitar. Saat dimana semua terlihat salah.
KESIMPULAN: MASIH PERLU BELAJAR MENATA EMOSI DAN BAGAIMANA MELAMPIASKANNYA, KARENA EMOSI YANG ADA AKHIR-AKHIR INI HANYA DIPENDAM, GAK ADA PELAMPIASAN. MAU LANGSUNG NEGUR ORANG LAIN YANG AGAK GAK BERES, GAK ENAK. MAU LANGSUNG MARAH, GAK ENAK LAGI, TEMEN SEDNIRI GITU. SATU-SATUNYA YANG BISA DILAKUKAN "SABAR!"
Comments
Post a Comment