PEMUDA INDONESIA DULU DAN KINI
"Berilah aku seratus orang tua. Dengan Seratus orangtua ini, aku akan memindahkan Gunung Semeru. Tetapi beri aku sepuluh pemuda, karena dengan mereka aku akan mengguncangkan dunia." Begitulah seruan Ir. Soekarno pada Kongres II PNI yang menunjukkan bahwa "Bung Karno" begitu menghargai para pemuda dan menunjukkan betapa kuatnya pemuda.
Berlebihankah perkataan Presiden Pertama Republik Indonesia itu? Tentu tidak, sejarah telah membuktikan betapa pentingnya arti pemuda pada bangsa ini. Pemudalah yang mampu menjadi lokomotif perjuangan kemerdekaan di Indonesia dan mampu menjadi penyeru untuk kebangkitan Nasional.
Telah banyak peristiwa yang terjadi pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diprakarsai oleh para pemuda, misalnya Sumpah Pemuda, berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang sekarang kita peringati sebagai hari kebangkitan Nasional, dan Proklamasi 17 Agustus 1945. Pada masa itu para pemuda mampu bersatu padu mewujudkan cita-cita memerdekakan bumi pertiwi tanpa membeda-bedakan lagi antara suku, agama, dan budaya.Semuanya bersatu untuk satu tujuan, Indonesia merdeka.
Ironisnya, dimana sekarang semangat para pemuda itu dulu? Semangat untuk berjuang demi bangsa, semangat persatuan dan kesatuan yang begitu kuat. Semangat yang berarti besar untuk kemerdekaan bangsa ini. Dimana? Masih adakah?
Para pemuda sekarang mayoritas hanya diam, peduli pada nasib masing-masing, jiwa nasionalis dan sosial seakan memudar. Kalaupun ada yang peduli pada nasib bangsa ini, jumlahnya tidak lebih besar dari yang apatis. Bahkan mereka yang "peduli" banyak hanya berteriak-teriak protes pada pemerintah, hanya berpangku tangan pada pemerintah, tanpa bergerak sendiri, tanpa langsung bertindak, bukan langsung berkontribusi untuk mengisi kemerdekaan Indonesia ini dengan kegiatan yang berarti untuk kemajuan bangsa seperti langsung bergerak memberi pendidikan pada anak-anak yang kurang mampu dengan mendirikan kelompok-kelompok belajar misalnya atau kegiatan lain sesuai kemampuan dan keahlian dari para pemuda sendiri. Bukankah semangat pemuda-pemuda dulu yang mampu menjadi lokomotif perjuangan Indonesia adalah semangat untuk langsung bertindak dan langsung berkontribusi, tidak hanya berpangku tangan menunggu tindakan dan kebijakan dari orang lain.
Lebih ironis lagi pemuda masa kini justru dianggap sebagai generasi yang kurang produktif, kurang bertanggungjawab, dan mudah terpengaruh. Pemuda sekarang terlihat mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa kita, budaya yang justru merusak para pemuda itu sendiri.
Namun, tentu pemuda sekarang masih mampu berperan pada bangsa ini, kita tentu masih sering melihat bagaimana para pemuda menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, seperti disahkannya UU BHP beberapa waktu lalu yang sukses dibatalkan atas desakan masyarakat dan yang menjadi lokomotifnya adalah pemuda yang diwakili mahasiswa. Namun, rakyat masih berharap lebih dari para pemuda untuk ikut andil dalam memajukan dan menyejahterakan bangsa. Pemuda Indonesia kini harus segera berbenah untuk kemajuan negeri ini karena Indonesia butuh para pemuda yang idealis, nasionalis, berjiwa patiot, ikhlas, cerdas, juga langsung bertindak untuk kebangkitan bangsa ini.
Denny Satriyawan
Mahasiswa Akuntansi Pemerintahan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
*Dimuat pada kolom Suara Mahasiswa Harian Seputar Indonesia, Jumat 21 Mei 2010
Berlebihankah perkataan Presiden Pertama Republik Indonesia itu? Tentu tidak, sejarah telah membuktikan betapa pentingnya arti pemuda pada bangsa ini. Pemudalah yang mampu menjadi lokomotif perjuangan kemerdekaan di Indonesia dan mampu menjadi penyeru untuk kebangkitan Nasional.
Telah banyak peristiwa yang terjadi pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia yang diprakarsai oleh para pemuda, misalnya Sumpah Pemuda, berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 yang sekarang kita peringati sebagai hari kebangkitan Nasional, dan Proklamasi 17 Agustus 1945. Pada masa itu para pemuda mampu bersatu padu mewujudkan cita-cita memerdekakan bumi pertiwi tanpa membeda-bedakan lagi antara suku, agama, dan budaya.Semuanya bersatu untuk satu tujuan, Indonesia merdeka.
Ironisnya, dimana sekarang semangat para pemuda itu dulu? Semangat untuk berjuang demi bangsa, semangat persatuan dan kesatuan yang begitu kuat. Semangat yang berarti besar untuk kemerdekaan bangsa ini. Dimana? Masih adakah?
Para pemuda sekarang mayoritas hanya diam, peduli pada nasib masing-masing, jiwa nasionalis dan sosial seakan memudar. Kalaupun ada yang peduli pada nasib bangsa ini, jumlahnya tidak lebih besar dari yang apatis. Bahkan mereka yang "peduli" banyak hanya berteriak-teriak protes pada pemerintah, hanya berpangku tangan pada pemerintah, tanpa bergerak sendiri, tanpa langsung bertindak, bukan langsung berkontribusi untuk mengisi kemerdekaan Indonesia ini dengan kegiatan yang berarti untuk kemajuan bangsa seperti langsung bergerak memberi pendidikan pada anak-anak yang kurang mampu dengan mendirikan kelompok-kelompok belajar misalnya atau kegiatan lain sesuai kemampuan dan keahlian dari para pemuda sendiri. Bukankah semangat pemuda-pemuda dulu yang mampu menjadi lokomotif perjuangan Indonesia adalah semangat untuk langsung bertindak dan langsung berkontribusi, tidak hanya berpangku tangan menunggu tindakan dan kebijakan dari orang lain.
Lebih ironis lagi pemuda masa kini justru dianggap sebagai generasi yang kurang produktif, kurang bertanggungjawab, dan mudah terpengaruh. Pemuda sekarang terlihat mudah terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa kita, budaya yang justru merusak para pemuda itu sendiri.
Namun, tentu pemuda sekarang masih mampu berperan pada bangsa ini, kita tentu masih sering melihat bagaimana para pemuda menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat, seperti disahkannya UU BHP beberapa waktu lalu yang sukses dibatalkan atas desakan masyarakat dan yang menjadi lokomotifnya adalah pemuda yang diwakili mahasiswa. Namun, rakyat masih berharap lebih dari para pemuda untuk ikut andil dalam memajukan dan menyejahterakan bangsa. Pemuda Indonesia kini harus segera berbenah untuk kemajuan negeri ini karena Indonesia butuh para pemuda yang idealis, nasionalis, berjiwa patiot, ikhlas, cerdas, juga langsung bertindak untuk kebangkitan bangsa ini.
Denny Satriyawan
Mahasiswa Akuntansi Pemerintahan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
*Dimuat pada kolom Suara Mahasiswa Harian Seputar Indonesia, Jumat 21 Mei 2010
Comments
Post a Comment